Penggunaan kembali jarum memiliki banyak risiko

Berdasarkan survei epidemiologi nasional diabetes dalam beberapa tahun terakhir, perkiraan prevalensi diabetes pada orang dewasa di atas 18 tahun di Cina adalah sekitar 10%. Profesor Z menunjukkan bahwa meskipun prevalensi diabetes di Cina tinggi, tingkat kepatuhan glukosa darah rendah. Meskipun ada banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan glukosa darah, bahkan pasien yang telah menjalani terapi insulin selama beberapa bulan memiliki tingkat kepatuhan glukosa darah kurang dari 40 persen. Salah satu alasan penting adalah bahwa pasien tidak memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi injeksi insulin, terutama fenomena penggunaan jarum berulang.

Pasien diabetes situasi injeksi saat ini tidak optimis di negara kita, menurut survei, sekitar lebih dari sembilan puluh persen dari pasien dengan diabetes ada fenomena penggunaan berulang jarum insulin sekali pakai, rata-rata setiap jarum kembali 9-10 kali, lebih dari 27% dari pasien dengan penggunaan berulang 10 kali, banyak pasien karena tiga potong uang banyak jarum dan penggunaan berulang. Fenomena lain termasuk rotasi tempat suntikan yang tidak teratur, manipulasi yang salah selama injeksi dan pendidikan pasien yang tidak memadai. Masalah-masalah ini mempengaruhi efek pengobatan insulin, yang mengarah ke kontrol glukosa darah di bawah standar pada beberapa pasien.

Para ahli menunjukkan, karena menyuntikkan tidak standar, tingkat kejadian hiperplasia adiposa hipodermik pasien diabetes setinggi 50% di atas, selain itu, masih dapat menyebabkan hipodermik adiposa atrofi, sakit, darah yu yang hipodermik dan perdarahan menunggu masalah.